Kementan Optimis NTT Capai Swasembada Pangan
By Admin
nusakini.com - Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani mengatakan salah satu faktor mendasar yang harus dilakukan untuk mencapai target swasembada pangan yakni perlu merubah perilaku atau “change behaviour’ dari masyarakat petani. Hal ini penting juga dilakukan kepada masyarakat petani di wilayah NTT yang sebelumnya adalah petani berladang.
“Selain itu, dengan musim basah yang hanya berlangsung selama 2 bulan yang di dominasi oleh musim panas, maka petani di NTT harus bisa mensiasatinya dengan mengoptimalkan panen air di musim hujan yang hanya 2 bulan tersebut, baik dengan mengoptimalkan jaringan irigasi, pembangunan embung-embung air, pembuatan sumur pompa, disamping mencari sumber air alternatif lain sebagai pengganti sumber air permukaan,” katanya dalam Rapat Koordinasi Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi dan Jagung Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Ngada, Jumat (2/12/2016).
Menurut penanggung jawab Program Upaya Khusus (UPSUS) wilayah NTT ini, untuk mengoptimalkan pencapaian Upsus Swasembada Pangan di Wilayah NTT khususnya padi, jagung dan kedele, penting untuk mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan serta perawatan alat mesin pertanian (alsintan).
“Kita harus optimalkan peran UPJA dan Maintenance, Repair and Overhaul, sehingga kita tidak kehilangan investasi dari pemanfaatan alsintan yang ada baik pra panen maupun pasca panen,” ujar Ani.
Oleh karena itu, ia berharap agar dibangun secara serius koordinasi dan sinergitas dari berbagai unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang pertanian yang ada di tiap-tiap kabupaten agar program Upsus ini dapat tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Danrem 161 / WS NTT Brigjend (TNI) Heri Wiranto mengatakan sesuai instruksi yang diberikan oleh Presiden RI selaku Panglima Tertinggi TNI dalam apel bersama dengan Dandim dan Danrem se Indonesia serta sesuai MoU antara Menteri Pertanian dengan Panglima TNI, pihaknya siap mengawal dan mendampingi serta mendukung pencapaian Swasembada Pangan di seluruh wilayah NKRI, termasuk didalamnya cetak sawah di wilayah NTT seluas 1.984 ha.
“Kami selalu siap melakukan pengawalan dan pendampingan kepada petani sehingga program swasembada pangan dapat terwujud sesuai degan waktu yang ditargetkan. Apalagi masalah pangan adalah agenda utama dalam mewujudkan nawa cita,” tegas Heri.
Untuk mensukseskan program swasembada pangan di NTT, Heri meminta agar semua unsur dan pihak yang terlibat untuk bisa bersinergi dan bekerjasama secara serius dan terpadu untuk nencapai target yang ditetapkan Kementan. Ini penting agar Upsus di NTT dapat melebihi target yang ditetapkan, sehingga pemerintah tahu bahwa masyarakat NTT bersungguh-sungguh dalam mengejar pencapaian swasembada pangan di NTT.
“Saya berharap ada salah satu Dandim di wilayah NTT yang mendapat apresiasi atau hadiah dari Menteri Pertanian untuk studi banding ke luar negeri karena berhasil melebihi target produksi yang ditetapkan Kementan,” ungkapnya.
Heri menyampaikan saat ini di kesatuannya telah dibentuk Brigade Alsintan yang bertujuan untuk mengoptimalkan 175 unit bantuan alsintan yang diberikan pemerintah pusat yang tersebar di 13 Kodim di wilayah NTT untuk mendorong pencapaian swasembada pangan di NTT.
Terkait dengan program Luas Tambah Tanam (LTT), Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, Johanes Tay Ruba meminta agar penghitungan dan pencatatan LTT yang dilakukan setiap harinya dapat dikoordinasikan dengan baik oleh para petugas di lapangan.
Prosedur kerjanya yakni mulai dari penyuluh pertanian, mantri tani, dan petugas pengolah data di kabupaten sampai kemudian data tersebut diserahkan kepada mantri statistik setiap akhir bulan untuk diolah dan dimasukkan sebagai data BPS.
Hadir dalam rapat koordinasi ini pihak Pusat Data dan Informasi Pertanian memberikan informasi dan penjelasan mengenai Satelit untuk Monitoring Pertanaman Padi. Saat ini Kementan telah membangun aplikasi Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi (SIMOTANDI) dengan memanfaatkan citra dari hasil penginderaan Landsat-8 untuk monitoring pertanaman padi yang bisa diakses di https://sig.pertanian.go.id/, dan akses webGIS SIMOTANDI di https://sig.pertanian.go.id/fasetanamanpadi/.
Untuk diketahui, tahapan otomatisasi pemantauan fase padi meliputi cropping citra, hitung indek pertanaman padi, masking indek dg peta lahan sawah, interpolasi dan filtering indek, estimasi fase pertanaman padi, masking fase padi dg peta administrasi, hitung statistik kecamatan, informasi yang didapat dari aplikasi simotandi, peta sebaran dan luas fase pertanaman padi, dan peta prakiraan curah hujan 6 harian juga 1 hingga 3 bulan ke depan.(p/mk)